SI SEDAP  (Sajian bergizi Sehat dan Sedap) RS Pratama Kota Yogyakarta

Pelayanan gizi di rumah sakit didefinisikan sebagai pelayanan yang diberikan kepada pasien dan disesuaikan dengan kondisi klinis, status gizi, maupun kondisi metabolisme tubuh (Kemenkes RI.(2013)). Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan kesehatan dalam rantai sistem sistim rujukan di rumah sakit yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan gizi yang optimal merupakan faktor yang penting untuk mendukung upaya kesembuhan dari pasien guna mencegah perburukan status gizi pasien dan malnutrisi yang sering ditemukan pada pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit (Persatuan Ahli Gizi Indonesia, dkk, 2019).
Instalasi Gizi Rumah Sakit memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit mulai dari perencanaan menu hingga pendistribusian makanan kepada pasien. Kementerian kesehatan telah menegaskan bahwa tata laksana layanan Gizi yang prima ditujukan dalam rangka mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian diit yang tepat. Dalam pelaksanaan kegiatan gizi, rumah sakit perlu memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang salah satunya ditunjukkan dari sisa makanan pasien ≤ 20%.
Sisa makanan adalah jumlah makanan yang tidak habis termakan oleh pasien dan dibuang sebagai sampah dan dapat digunakan untuk mengukur efektifitas menu. Selain itu, sisa makanan juga dikaitkan dengan keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan. Sisa makanan dapat dipengaruhi oleh faktor internal (keadaan psikis, dan faktor pengobatan) maupun faktor eksternal (mutu makanan, makanan dari luar rumah sakit dan lingkungan tempat perawatan) dimana lingkungan tempat perawatan menjadi faktor utama yang mempengaruhi sisa makan pasien (Ronitawati dkk, 2017). Selain itu, kepuasan pelayanan terhadap makanan juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap sisa makanan yang ditunjukkan dengan pemenuhan kebutuhan energi dan protein yang cukup baik (Nurqisty dkk, 2017). 
Sisa makanan yang tinggi merupakan masalah pada beberapa rumah sakit. Studi yang dilakukan di RSUD dr. Tjitrowardojo melaporkan bahwa sisa makanan pasien mencapai 22% (Azzahroh, dkk, 2022). Hal ini juga terjadi pada rumah sakit Pratama Yogyakarta yang merupakan rumah sakit rujukan dari pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama (PPK-1), puskesmas dan dokter keluarga. Berdasarkan data evaluasi RS Pratama memperlihatkan bahwa pada tahun tahun 2017 sebesar 31%, tahun 2018 sebesar 27 %, tahun 2019 sebesar 25,3 % dan tahun 2020 sebesar 23,02 % melebihi SPM yang ditetapkan. Hasil kajian tingkat kepuasan pasien RS Pratama di akhir tahun 2019 menunjukkan bahwa 22,9% pasien RS Pratama menyatakan tidak puas dengan sajian makanan. Faktor utama penyebab ketidakpuasan ini adalah menu yang tidak bervariasi dan penyajian yang kurang menarik. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu inovasi untuk menurunkan angka sisa makanan melalui peningkatan kepuasan pasien di Rumah Sakit Pratama Yogyakarta. 
Berdasarkan gambaran diatas maka penulis memiliki gagasan inovasi berupa program SI SEDAP (Sajian bergizI SEhat dan seDAP). Program ini dirancang agar pasien juga berperan aktif dalam memilih menu yang diinginkan khususnya lauk hewani, lauk nabati dan sayuran yang sesuai dengan diit, kondisi, dan keinginan pasien. Ide ini berbeda dengan yang umum dilaksanakan di rumah sakit lain dengan menerapkan menu standar di kelas III. Di rumah sakit dengan tipe pelayanan tanpa kelas penulis belum menemukan ide atau gagasan serupa. Meskipun sistem ini mirip dengan rumah sakit dengan pelayanan kelas, akan tetapi layanan pemilihan menu pada rumah sakit tersebut diberikan  untuk pasien dengan perawatan kelas I dan kelas VIP.
Dalam perencanaan program ini, penulis melakukan beberapa tahapan pengembangan meliputi : 
1.    Advokasi dukungan manajemen dan unit terkait, 
2.    Penyusunan disain SI SEDAP,
3.    Koordinasi dan konsolidasi unit-unit terkait, 
4.    Uji coba SI SEDAP, 
5.    Pengembangan Integrasi SI SEDAP dalam SIM-RS, 
6.    Monitoring evaluasi, dan 
7.    Pengembangan lanjut SI SEDAP pasien rawat inap 
Pada tahapan pertama, penulis melakukan konsultasi kepada pihak manajemen (Direksi dan jajaran terkait) RS Pratama Yogyakarta. Hasil dari konsultasi ini adalah diterbitkannya SK Direktur Nomor 85.A Tahun 2021 tentang Pelayanan Sajian Bergizi Sehat dan Sedap di RS Pratama Yogyakarta yang mendukung program SI SEDAP. Beberapa dukungan yang tertuang dalam SK tersebut antara lain penganggaran program SI SEDAP melalui Rencana Anggaran Keuangan RS Pratama sesuai standar APBD II melalui dana BLU.
 
Gambar 1. Alur penerapan SI SEDAP dalam pasien rawat inap RS Pratama.
Tahapan selanjutnya penulis berkonsultasi dengan pihak Teknologi Informasi RS Pratama Yogyakarta dalam pembuatan fitur SI SEDAP. Fitur-fitur ini didiskusikan dan ditetapkan bersama. Beberapa fitur SI SEDAP antara lain menu pasien sesuai siklus 10 hari+1 (makanan biasa dan lunak), catatan perubahan menu, dan pilihan menu pasien. Setelah mendapatkan fitur yang sesuai, SI SEDAP ini kemudian dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Medis (SIM) RS Pratama Yogyakarta (http://10.14.96.11/simrs/masterdata/menusedap/pilih). SIM-RS menggunakan jaringan lokal di RS Pratama yang memberikan keluasan akses melalui gawai petugas bangsal/ahli gizi. Dengan kemudahan ini maka tim ahli gizi cukup menunjukkan menu kepada pasien baru melalui handphone (HP), kemudian mencatat pilihan menu pasien di kolom catatan. Data pilihan menu dapat diakses langsung dari Instalasi Gizi, sehingga dapat langsung dilakukan pemesanan diit sesuai SOP.
Setelah tahap pengembangan berhasil, tahap selanjutnya adalah uji coba pada pasien rawat inap. Ahli gizi akan melakukan skirining status gizi yang dilanjutkan dengan pengoperasian SI SEDAP. Sisa makanan akan dikaji dan dicatat melalui program SI SEDAP. Hal ini merupakan suatu ide yang baru karena selama ini pencatatan dilakukan secara manual yang membutuhkan waktu yang lama serta rentan kesalahan manusia atau human error. Setelah itu, kepuasan pasien akan diukur pada akhir perawatan menggunakan google form(bit.ly/EvalMakananGizi2021). Alur penerapan program SI SEDAP dirangkum pada gambar 1.
Program SI SEDAP juga dikembangkan untuk pasien setelah rawat inap atau pasien paska perawatan berupa SI SEDAP katering diit. Katering diit ini bisa  dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan pasien paska rawat inap dengan pembiayaan mandiri oleh pasien. Tujuannya agar pasien/klien mendapatkan asupan nutrisi sesuai rekomendasi diitnya oleh ahli gizi. SI SEDAP katering diit ini juga dapat menambah pemasukan rumah sakit sebagai BLU (Badan Layanan Umum). Penerapan SI SEDAP katering diit diberlakukan dengan diterbitkannya SK Direktur RS Pratama Nomor: 84 Tahun 2021 tentang Pelayanan Katering Diit di RS Pratama Kota Yogyakarta.
Program SI SEDAP telah diterapkan sejak tahun 2021 dan memberikan dampak yang positif untuk membantu pengentasan permasalahan sisa makanan yang terjadi di RS Pratama Yogyakarta. Sisa makanan mengalami penurunan yaitu sebesar menjadi 18,94% pada tahun 2021 dan menurun kembali menjadi 17,6% pada tahun 2022 (Gambar 2). Selain itu, terjadi peningkatan kepuasan layanan pasien hingga mencapai 93%. Penurunan sisa makanan juga berdampak pada efisiensi pembiayaan penyelenggaraan makanan rumah sakit sebesar Rp1.202.00 per pasien perhari. Hal ini menunjukkan bahwa program SI SEDAP memberikan dampak yang signifikan terhadap pencapaian kinerja rumah sakit dalam aspek penerapan asuhan gizi yang prima. 
 
Gambar 2. Peran penerapan program SI SEDAP terhadap sisa makan pasien rawat inap
Inovasi SI SEDAP sudah mendapatkan dukungan dan perhatian dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam bentuk sosialisasi inovasi SI SEDAP di tingkat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan arahan untuk penerapan SI SEDAP di rumah sakit daerah di Kota Yogyakarta. Dukungan juga diperoleh dari Organisasi Profesi PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) DPC Kota Yogyakarta dengan mengadakan sosialisasi pada rapat pengurus dan anggota agar rumah sakit di wilayah kota Yogyakarta dapat menerapkan dan mengembangkan inovasi SI SEDAP di tempat kerja  sesuai kebijakan masing-masing. 
Tantangan selanjutnya dalam pengembangan inovasi SI SEDAP adalah pengembangan pilihan menu terintegrasi dengan konten yang komprehensif atau lebih menyeluruh dengan pelayanan gizi dalam sebuah aplikasi yang bisa diunduh oleh pasien  di hand phone (HP) sebagai bagian metode pemasaran dan metode informasi pelayanan gizi.
Keberlangsungan SI SEDAP sebagai alat bantu surveilan yang berkesinambungan dapat memberikan data berkelanjutan. Kegiatan SI SEDAP selalu dilakukan evaluasi secara berkala, karena memuat data secara rutin, maka memudahkan instalasi gizi dalam melakukan perbaikan pelayanan gizi yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
Dengan demikian perjalanan SI SEDAP yang penuh tantangan yang bertujuan untuk peningkatan pelayanan gizi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan adalah wujud SI SEDAP BANGGA MELAYANI BANGSA YANG SIAP MENDUKUNG TRANSFORMASI KESEHATAN.

 

Penulis : Any Rochana Basjir, SKM, S.Tr.Gz

 


Daftar Pustaka
1.    Azzahroh, Sania. 2022. Gambaran Sisa Makanan Biasa pada Pasien Rawat Inap Kelas II dan Kelas II di RSUD dr. Tjitro Wardoyo Purworejo. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2.    Nurqisthy, A., Adriani, M., & Muniroh, L. 2017. Hubungan Kepuasan Pelayanan Makanan dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Pasien di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya.Media Gizi Indonesia, Vol. 1, No. 1 Januari–Juni 2016: hlm. 32–39. DOI: 10.20473/mgi.v11i1.32-39.
3.    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
4.    Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/11/2008 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. Menteri Kesehatan RI. Jakarta. 
5.    Persatuan Ahli Gizi Indonesia & Asosiasi Dietisien Indonesia. 2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
6.    Ronitawati, P., Puspita, M., & Citra, K. 2017.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sisa Makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Jakarta Utara Tahun 2017. Health Science Growth (HGS) Journal, Vol. 3, No. 1, 2018. Diakses melalui https://journal.unsika.ac.id/index.php/HSG/issue/view/131